MASUK

Jumat, 18 Maret 2011

Suara – Suara Dari Warung Kopi Fardi. Dg mattorang

Kabinet Petarung keadilan BEM Fakultas Hukum Universitas Borneo, Teater perbatasan ABA Tarakan dan waroeng democrazy bekerjasama melaksanakan dialog waroeng kopi dengan tema sentral Kilas balik pemilu 2009 serta memberantas pembodohan dan kemiskinan, menurut Koordinator acara “Ruslan” dari kegiatan ini di harapkan bisa menjadi wadah untuk memberikan ruang kepada semua warga Tarakan agar bisa meluapkan ide-ide, pendapat atau argumennya sehingga menciptakan masyarakat yang cerdas, berpendidikan menuju Tarakan Kota Pendidikan dan acara ini rencananya akan di laksanakan bukan hanya kali ini saja ,tapi akan diadakan lagi pada kesempatan yang lain dengan tema yang tentunya disesuaikan dengan isu-isu lokal, nasional yang uptodate.
Acara dialog ini menelurkan berbagai pendapat tentang pelaksanaan pemilu 2009, namun sangat di sayangkan karena empat dari enam nara sumber yang sebelumnya bersedia mengahadiri acar dialog ini tidak dapat hadir karena alasan yang tidak jelas, dengan keterbatasan yang ada maka pelaksana kegiatan tetap melanjutkan acara dialog dengan hanya di hadiri satu narasumber dari Panwaslu Kota Tarakan .
Menurut ketua Panwaslu Kota Tarakan bahwa Pelaksanaan pemilu khususnya di Tarakan dinyatakan carut marut alias kacau balau, dan terindikasi beberapa pelaksana pemilu tidak professional dalam menjalankan tugasnya karena kurang memahami tentang tata cara pelaksanaan pemilu, bahkan parahnya lagi ada indikasi ke tidak independensian dalam melakukan tugasnya yang merupakan satu kode etik yang harus di atuhi oleh pelaksana pemilu. Hingga saat ini panwaslu sedang mencari bukti-bukti mengenai berbagai pelanggaran pemilu.sementara berbagai pendapat juga di kemukakan oleh beberapa caleg bahwa pemilu kali ini penuh dengan kecurangan-kecurangan, money politik di mana-mana, sehingga bisa dikatakan bahwa hasil pemilu kali ini bukan representasi yang bersumber dari hati nurani rakyat atau di pastikan di anggap gagal.
Selain itu juga hadir beberapa tokoh LSM yang menyampaikan pendapat yang sama bahkan meminta dan mendesak KPU untuk memberikan usulan pemilu ulang. Namun sangat di sayangkan karena tidak kehadiran KPUD sehingga hanya menjadi perbincangan yang tidak bisa terjawab. Beberapa peserta dialog yang lain terdiri dari intelektual-intelektual muda dan mahasiswa tidak ketinggalan memberikan argumentasinya, menerut salah seorang dari fakultas FKIP Borneo yang menjadi pemantau pemilu baru-baru ini bahwa memang dilapangan terjadi banyak kesalahan-kesalahan ataupun pelanggaran pelanggaran baik besifat pidana maupun sengketa karena beberapa diantaranya terjadinya ketidak sesuaian antara jumlah surat suara yang di coblos lebih sedikit di banding jumlah hasil perhitungan suara, dan ternyata itu merupakan kesalahan KPPS menghitung dua suara bila pemilih mencontreng caleg dan partainya, hingga hal ini juga menjadi tanda Tanya besar, apakah karena sosialisasi tata cara pelaksanaan pemilu yang tidak maksimal sehingga cara perhitungan saja salah pada hal ini bersifat sangat krusial yang bisa menimnbulkan riak-riak ketidak puasan para calon legislative untuk memaksakan kehendak agar pemilu ulang di laksanakan. Dan kalau terjadi pemilu ulang kan lagi-lagi rakyat yang menjadi penderita dan bukan hanya itu anggaran juga pasti akan membengkak yang seyogyanya anggaran itu dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat, sehingga para peserta berharap agar Pengawas Pemilu di semua tingkatan harus mengambil sikap yang tegas terhadap yang melakukan pelanggaran Pemilu dan hususnya kedepan penyelenggara pemilu harus segera berbenah untuk memperbaiki kinerjanya, apa lagi pemilihan presiden sebentar lagi akan di laksanakan.
Karena dialog semakin seru dan tegang sehingga sesekali acara ini diselingi dengan musik sehingga dapat menurunkan tensi emosi para peserta dialog, dan karena jam menunjukkan pukul sebelas malam, maka acara dialog ini terpaksa ditutup dengan mengambil benang merahnya bahwa apakah pemilu kali ini gagal mencerminkan demokrasi di Indonesia, diberikan kewenangan kepada masing-masing peserta dialog untuk menilainya, namun apapun hasil pemilu kali ini, mudah-mudahan tidak terjadi pemilu ulang dan biarlah menjadi sejarah perjalanan bangsa ini, serta menghimbau agar semua pihak menahan diri dan mementingkan kepentingan Negara daripada golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar