Sebagian orang adalah pemain gitar alami, mereka belajar dengan cara mendengar dan melihat orang lain bermain, dan itu luar biasa. Kemampuan untuk memainkan apa yang telah dilihat dan didengar adalah sebuah anugerah.
Namun meskipun kita dianugerahi kelebihan seperti itu pada titik tertentu kita akan menghadapi berbagai kendala mengenai berbagai “musical concept” yang disebabkan karena kita tidak bisa membaca notasi. Jika kita adalah seorang musisi atau ingin serius bermain gitar tentu kita perlu mengurangi kata bakat dalam kamus kita.
Kita tidak perlu sibuk menilai diri kita memiliki bakat atau tidak. Kita hanya perlu konsern seberapa besar kecintaan kita terhadap musik dan gitar. Kita hanya perlu konsern dengan seberapa besar kita dapat mengembangkannya. Memiliki bakat atau tidak itu urusan orang lain bagaimana penilaian mereka terhadap kita, dan biasanya penilaian tersebut meleset. Apa yang mereka pikirkan tidak seperti yang sebenarnya. Bahkan para ahli tentang kinerja otak, psikologi dan pengembangan diri mengatakan bahwa kita lebih hebat dari yang kita bayangkan selama ini.
Kita akan melihat dengan jelas kemajuan kita ketika fokus dengan apa yang kita lakukan. Jika kita mencintai blues, ketika kita ingin bermain seperti Jimi Hendrix atau Stevie Ray, -dan hanya itu yang ingin kita lakukan- maka membaca notasi tidak perlu dijadikan prioritas utama. Bermain secara rutin dengan sesama pemain gitar yang memiliki style dan minat yang sama bisa menjadi prioritas. Belajar ratusan licks dan solo bisa menjadi prioritas. Namun tentu saja setelah begitu banyak proses dan pengalaman kita mulai perlu membaca notasi.
Ada sebagian orang yang baru belajar gitar dan mungkin alat musik lain merasa perlu untuk mengetahui setiap teknik atau scale yang kita tunjukkan kepada mereka. Mereka penasaran dan ingin tahu apa yang mereka lakukan secara ?mental? mungkin tentang nama kord, nama nada dll.. Mereka tidak begitu tertarik dengan penjarian. Setiap orang memilki karakter yang berbeda-beda. Orang-orang seperti ini perlu untuk belajar membaca notasi, tidak sekedar memainkan saja. Mereka perlu belajar musik secara sistematis. Kita perlu mengetahui karakter yang ada pada diri kita, karena sangat dibutuhkan dalam mengekspresikan musik. Jangan pernah mendengarkan orang yang terlalu percaya diri akan bakat mereka yang menyuruh kita untuk tidak belajar membaca notasi.
Jika kita mampu membaca notasi berarti telah membuka wawasan kita terhadap musik. Kemampuan tersebut memberikan kunci untuk memahami musik lebih dalam lagi. Memiliki kemampuan membaca seperti memiliki asuransi ketika kita mengalami kendala di kemudian hari. Membaca merupakan kunci untuk membuka kemampuan yang lain, mencerna berbagai macam buku musik Dari buku tersebut kita mendapatkan wawasan baru yang tidak kita peroleh dari lingkungan kita. Banyak buku-buku musik bermutu yang ditulis oleh musisi terbaik dimuka bumi ini. Jadi mengapa kita harus menyianyiakan pelajaran-pelajaran berhaga dari para musisi tersebut?
Jika ada orang yang baru belajar gitar ataupun musik setelah membaca buku pelajaran gitar atau buku teori musik menanyakan apa itu ?akor augmented?? apa itu ?pergerakan melodi yang paralel?? mengapa melodi di frase ini tidak enak didengar? Bagaimana kita akan menjelaskannya jika mereka tidak mengerti sama sekali tentang notasi dan istilah-istilah musik. Untuk belajar teori, kita harus tahu bagaiman membaca notasi. Dengan kata lain kita harus menggunakan bahasa yang pas dan disini kita menggunakan kata-kata dan istilah musik untuk menjelaskannya.
Mungkin kita memiliki guru yang bagus dan kreatif yang dapat menjelaskannya namun kita tidak mendapatkan pemahaman yang komplit jika kita tidak dapat membaca. Hal tersebut seperti memahami grammar tanpa kita bisa membaca A-B-C-D.
Kapan mulai belajar membaca notasi?
Ada suatu keakinan bahwa kita hendaknya belajar membaca notasi sejak pertama kali belajar gitar (alat musik lain). Tidak seperti itu. Mudah untuk menguasai gitar tanpa pemahaman notasi sebelumnya. Ini bisa dibuktikan dengan banyaknya tetangga kita dan lebih banyak lagi pengamen yang dapat bermain gitar namun tidak bisa membaca not. Jika kita adalah seorang guru gitar (guru les mungkin), biasanya pada awalnya kita mengajarkan gitar hanya dengan memberi contoh penjarian kord tanpa membahas bagaimana membaca notasi karena dengan begitu murid akan terlibat secara emosi, dan emosi adalah salah satu faktor dalam bermain musik sehingga mereka mau untuk belajar. Mengajari murid bermain gitar sekaligus membaca notasi seperti menyiram api yang baru menyala dengan air.
Belajar membaca notasi itu sangat kompleks, melibatkan proses mental, dan berhubungan dengan konsep yang abstrak. Seperti mengungkapkan perasaan cinta yang penuh filosofi pada pacar di kencan pertama, dari sekedar memberi bunga dan sekotak coklat .
Jadi ?misal kita seorang guru gitar/musik- maka kita harus hidupkan apinya dulu. Belajar lagu yang mereka suka dengan kord yang sederhana. Setelah beberapa bulan baru masuk ke notasi. Mereka mulai bisa menerima setelah terbiasa dengan gitar dan mulai mengerti mengapa membaca notasi itu penting untuk mereka.
Mengajari murid membaca not itu tidak mudah, perlu trik dan teknik. Sulit mengajari anak-anak membaca not bertitik (dewasa juga sering sulit). Untuk paham not bertitik maka kita harus tahu ketukan atas dan bawah, kita harus tahu nilai setengah terhadap nilai not sebelumnya. Biasanya mereka tidak paham. Jadi, disini kita merangkap menjadi guru matematika. Pada tahap ini bisa memakan waktu lama. Bahkan orang yang sudah belajar lama membaca notasi sering bingung saat membaca not bertitik.
Kenyataannya banyak orang yang sudah lama belajar namun masih bermasalah dalam membaca notasi -selain karena jarang dilatih- merupakan korban dari pendidikan yang kurang baik, banyak hal yang tidak dijelaskan, atau mungkin sama sekali tidak dibahas atau sekedar sambil lalu. Akhirnya, harus dapat dimengerti bahwa belajar membaca notasi merupakan proses yang panjang seperti membaca tulisan alpabet. Saat ini setelah mengalami proses bertahun-tahun kita dapat membaca tulisan dengan cepat tanpa harus mengeja lagi. Demikian halnya dengan membaca notasi, semakin sering kita membaca maka semakin lancar kita membaca.
Ingin atau tidaknya kita belajar membaca notasi itu merupakan sebuah pilihan. Tapi kita perlu mengumpulkan informasi mengapa kita memilihnya sehingga kita mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang baik.
(sumber Jamie Andreas, telah mengalami editing)
MASUK
-
Laporan dari bahasa latin reportare, membawa kembali dokumen tertulis yang disusun sebagai hasil dari prosedur untuk menjelaskan informasi....
-
BAB I KONSEP DASAR I.1. DASAR PEMIKIRAN Dunia kemahasiswaan yang penuh dinamika merupakan suatu fase dalam siklus dalam kehidupan m...
-
1.Harmonika Kaca Harmonika kaca ini dibuat dengan bahan mangkuk kaca berbagai ukuran. Nah karena terbuat dari kaca harmonika ini termasuk j...
-
Menyesal Ana ( x1 ips b ) Pagiku hilang sudah melayang harimu sudah pergi sekarang petang datang membayang batang usiaku sudah tingg...
-
Seorang cewek sedang berjalan menyusuri kampung cewek tesebut bernama Sari ( Roby ),dia paling doyan menyanyi. Sari : Duh dimana ya rumah M...
-
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati te...
-
“Pangkep Juga Punya” Pemikiran Proposal Launching Album Angewa ini Dilatarbelakangi oleh pemikiran berikut: • Potensi dan kreativitas ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang S...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar